BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cara manusia bertindak dan
bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan diskret.
Banyak dari pola neuron penunjang
kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi,
serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi
neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak
dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan
membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh
factor genetik.
Sistem saraf merupakan salah satu
bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh
alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf
dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu
sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan
kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan
meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
B. TUJUAN
a. Untuk
mengetahui pengertian sistem saraf.
b. Untuk
mengetahui pembagian sistem saraf.
c. Untuk mengetahui meningen (selaput otak).
d. Untuk
mengetahui bagian otak manusia.
e. Untuk
mengetahui selaput kepala (selaput otak)
C. MANFAAT
Beberapa
manfaat yang didapat dari makalah ini, yaitu sebagai berikut :
a. Mahasiswa
dapat menambah ilmu pengetahuan Anatomi Fisiologi Manusia tentang sistem saraf.
b. Sebagai
bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Sistem
saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama
yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan
saraf dapat kita mengisap suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot.
B. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF
Pembagian susunan saraf
terdiri dari :
Ø Susunan
Saraf Sentral
1. Medula
spinalis.
2. Otak
a) Otak
besar.
b) Otak
kecil.
c) Batang
otak.
Ø Susunan
Saraf Perifer
1. Susunan
saraf somatik.
Susunan
saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk
mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.
2. Susunan
saraf otonom.
a) Susunan
saraf simpatis.
b) Susunan
saraf para simpatis.
Ø Sel
Saraf dan Serabut Saraf
Pusat
sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion berisi
nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut
substansia nissel.
Dari
perikarion keluar prosesus-prosesus yang menghantarkan rangsangan perikarion
yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari satu).
Prosesus
yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson, jumlah
akson biasanya hanya satu, pada permulaan akson lebih besar dari pada permulaan
perifer disebut bukti akson, bagian perifer bukit akson diselubungi oleh simpai
mielin.
Simpai
mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam saraf perifer. Akson
dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut endoneurium,
berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar disebut epineurium.
Apabila sebuah akson terputus maka bagian yang terputus hubungannya dengan
karion akan mengalami degenerasi, akson dan simpai mielinnya akan
berdegenerasi.
Diluar
susunan saraf terdapat selubung kedua diluar selubung mielin yang terdiri dari
sel-sel schwan, sel-sel schwan ini akan berproliferasi membentuk kolom-kolom,
dari ujung sentral akson akan tumbuh masuk dalam kolom-kolom ini.
Ø Jenis
Sel Saraf, Menurut Jenis Rangsangannya
a) Sel
sarat (sel ganglion)
b) Serabut
saraf (neurit) = akson
Sel
saraf (Neuron)
Besar sel bermacam-macam dilihat pada geriginya satu, dua
dan banyak.
Gerigi yang banyak bercabang menghubungkan sel itu
sesamanya disebut dendrit, alat penghubung disebut neuron.
Serabut saraf (Neurit)
= Akson
Bagian utama serabut saraf disebut sumbu toraks terdapat
di tengah-tengah sekali disebut juga benang saraf. Sumbu saraf mempunyai benang
saraf terdiri dari zat lemak dinamakan mielin. Sumbu toraks yang tidak
mempunyai selaput kelihatan ke abu-abuan atau sarabut saraf gaib (saraf sulung)
sekeliling serabut saraf ini ada selaput bening disebut selaput schwan.
C. MENINGEN (Selaput Otak)
Selaput
yang membukus otak dan susunan tulang belakang, melindungi struktur saraf halus
yang mmbawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebo spinalis),
memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Duramater
Selaput keras
pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian
tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan duramater propia dibagian
dalam. Didalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah.
Duramater pada tempat
tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, ronggan
dinamakan sinus longitudinal superior, terletak diantara kedua hemisfer otak.
2. Arakhnoid (Lapisan Tengah)
Merupakan selaput halus
yang memisahkan duramater dengan piamater membentuk sebuah kantong atau balon
berisi cairan otak yang meliputu seluruh susunan saraf sentral.
Medula spinalis
terhenti setinggi di bawah lumbal terdapat sebuah kantong berisi cairan, berisi
saraf perifer yang keluar dari medula spinalis dapat dimanfaatkan untuk
mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal.
3. Piamater (Lapisan Sebelah Dalam)
Merupakan selaput tipis
yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piamater berhubungan dengan
araknoid melalui struktur-struktur jaringan iat yang disebut trabekel.
Tepi falksserebri
membentuk sinus longitudinal inferior dan sinus sagitalis inferior yang
mengeluarkan darah dari falks serebr. Tentorium, memisahkan serebri dengan
serebulum.
D. OTAK
Otak merupakan suatu
alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat
tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak
(kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
1. Perkembangan
Otak
Otak terletak dalam
rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal.
a) Otak depan menjadi hemisfer serebri,
korpus striatum, talamus serta hipotalamus.
b) Otak tengah, tegmentum, krus serebrium,
korpus kuadrigeminus.
c) Otak belakang, menjadi pons varol,
medula oblongata dan serebellum.
2. Daerah
pada Otak
Fisura dan sulkus
membagi hemisfer otak menjadi beberapa daerah. Kortek serebri terlipat secara tidak
teratur, lekukan diantara gulungan serebri, sulkus yang paling dalam membentuk
fisura longitudinalis dan lateralis.
Daerah atau lobus
letaknya sesuai dengan tulang yang berada diatasnya (lobus frontalis,
temporalis, parietalis dan oksipitalis).
Fisura longitudinalis
merupakan celah dalam pada bidang medial lateralis memisahkan lobus temporalis
dari lobus frontalis sebelah, anterior dan lobus parietalis sebelah posterior.
Sulkus sentralis memisahkan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis
juga memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis.
a. Bagian-Bagian Otak
a) Serebrum (Otak Besar)
Merupakan bagian yang
terluas dan terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan
atas rongga tengkorak. Masing-masing disebut fosa kranialis anterior atas dan
fosa kranialis media.
b) Pusat bicara
Kemampuan berbicara
atau bahasa hanya terdapat pada manusia dan mempunyai pusat pada temporalis dan
lobus parietalis. Gangguan terhadap hubungan antara korteks berbicara sensoris
dan motoris maka akan timbul gangguan kemampuan untuk dapat berbicara spontan,
dimana pendeta kehilangan kemampuan untuk mengenal perkataan dan kemampuan
berbicara.
c) Ganglia basalis
Kumpulan-kumpulan sel
saraf di dalam diensepalon dan mesensepalon yang berfungsi pada aktivitas
motorik (menghambat tenus otot, menentukan sikap), gerakan dasar yang terjadi
atomatis seperti akspresi wajah dan lenggang lenggok waktu berjalan.
d) Substansi putih
Terletak lebih dalam
dan terdiri dari serabut saraf milik sel-sel pada korteks. Pada hemisfer otak
terdiri dari serabut saraf yang bergerak dari korteks dan kedalam korteks
menyambung berbagai pusat pada otak dengan sumsum tulang belakang.
e) Kapsula interna
Terbentuk oleh
berkas-berkas serabut motorik dan sensorik yang menyambung korteks serebri
dengan batang otak dan sumsum tulang belakang. Pada saat melintasi substansi
kelabu, berkas saraf ini berpadu satu sama lain dengan erat.
f) Batang otak (Trunkus
serebri)
Diensefalon ke atas
berhubungan dengan serebrum dan medula oblongata ke bawah dengan medula
spinalis. Serebrum melekat pada batang otak di bagian medula oblongata, pons
varoli dan mesensepalon. Hubungan serebelum dengan medula oblongata disebut
korpus retiformi, serebelum dengan pos varoli disebut brakium pontis dan
serebelum dengan mesensepalon disebut brakium konjungtiva.
g) Serebelum (Otak Kecil)
Terletak pada bagian
bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fisura
tranversalis dibelakangi oleh pons varoli dan diatas medula oblongata.
Organ ini banyak menerima
serabut aferen sensoris merupakan pusat koordinasi dan integrasi.
Bentuknya oval, bagian
yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral
disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus
serebri inferior (korpus retiformi).
Permukaan luar
serebelum berlipat-lipat menyerupai serebelum tapi lipatannya lebih kecil dan
lebih teratur permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu. Kekerasan yang
mengenai serebelum akan mampu menggerakkan otot dan tulang, kesukaran untuk
menelan karena tidak dapat kontrol terhadap otot yang menggerakkan lidah dan
rahang.
E. SARAF KEPALA (SARAF OTAK)
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar
dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak berhunbungan
erat dengan otot panca indera mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Di dalam kepala ada 2 saraf kranial, beberapa diantaranya
adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada
yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja, misalnya
alat-alat panca indera. Saraf kepala terdiri dari :
a. Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung membawa rangsangan
aroma (bau-bauan) dari rongga hidung keotak.
Fungsinya : saraf pembau yang keluar dari otak di bawah
dahi yang disebut lobus olfaktorius, kemudian saraf ini melalui lubang yang ada
di dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel-sel
panca indra.
b. Nervus Optikus
Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata membawa rangsangan
penglihatan ke otak.
Fungsinya : serabut mata yang serabut-serabut sarafnya
keluar dari bukit IV dan pusat-pusat didekatnya serabut-serabut tersebut.
Memiliki tangki otak dan membentuk saluran optik dan bertemu di tangki hipofise
dan membentang sebagai saraf mata, serabut-serabut tidak semuanya bersilang.
c. Nervus Okulomotoris
Sifatnya motoris : mensarafi otot-otot orbital (otot
penggerak bola mata).
Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut
saraf otonom (para simpatis).
Fungsinya : saraf penggerak mata keluar dari sebelah
tangkai otak dan menuju ke lekuk mata dan mengusahakan persarafan otot yang
mengangkat kelopak mata alias, selain dari otot miring atas mata dan otot lurus
sisi mata.
d. Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai
3 buah cabang yaitu :
• Nervus optalmikus
• Nervus maksilaris
• Nervus mandibularis
Fungsinya : sebagai
saraf kembar 3 dimana saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai 2
buah akar saraf yang mengandung serabut saraf penggerak. Dan di ujung tulang
belakang yang terkecil mengandungserabut saraf penggerak. Di ujung tulang
karang bagian perasa membentuk sebuah ganglion yang dinamakan simpul saraf
serta meninggalkan rongga tengkorak.
e. Nervus Abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital.
Fungsinya : sebagai saraf penggoyang sisi mata dimana
araf ini keluar disebelah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika.
f. Nervus Fasialis
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), serabut-serabut
motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam
sarafini terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan
kulit kepala.
Fungsinya : sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa
pengecap, yang mana saraf ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dengan
saraf pendengar.
g. Nervus Auditorius
Sifatnya sensoris,
mensarafi alat pendengar membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga
ke otak.
Fungsinya : sebagai
saraf pendengar, yang mana saraf ini mempunyai 2 buah kumpulan serabut saraf
yaitu : rumah keong (koklea), disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar
dan pintu halaman (vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk
keseimbangan.
h. Nervus Glossofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), ia mensarafi
faring, tonsil dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan cita rasa ke otak,
di dalamnya mengandung
saraf-saraf otonom.
Fungsinya : sebagai saraf lidah tekak dimana saraf ini
melewati lorong diantara tulang belakang dan karang, terdapat 2 buah simpul
saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion jugularis atau ganglion atas dan
yang di bawah di namakan ganglion petrosum atau ganlion bawah.
i. Nervus Vagus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), mengandung
serabut-serabut saraf motorik, sensorik, dan para simpatis faring, laring,
paru-paru, esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan
dalam abdomen dan lain-lain.
Fungsinya : sebagai saraf perasa, dimana saraf ini keluar
dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah tekak.
j. Nervus Assesorius
Sifatnya motoris, ia mensarafi muskulus sternokloide
mastoid dan muskulus trapezius.
Fungsinya : sabagai saraf tambahan, terbagi atas 2 bagian
yaitu bagian yang berasal dari otak dan bagian yang berasal dari sumsum tulang
belakang.
k. Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris, ia mensarafi otot-otot lidah.
Fungsinya : sebagai saraf lidah dimana saraf ini terdapat
di dalam sumsum penyambung. Akhirnya bersatu dan melewati lubang yang terdapat
di sisi foramen oksipital.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf
pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem
saraf tidak sadar.
B.
SARAN
Untuk
dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari
sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar
lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
GAMBAR